Kamis, 09 Februari 2012

Bab 5

Now is Time to Shine!
      Seperti yang kita tau, kalau bintang akan menghiasi malam yang gelap. Tanpa adanya bintang, langit hanya akan diterangi oleh bulan yang hanya satu. Tanpa bintang, langit sangat jauh dari indah, kosong, hampa dan gelap. Membuat orang berfikir ulang untuk memandang langit jika tidak ada bintang. Walaupun bintang hanya batuan-batuan yang disinari oleh matahari dan pantulan cahaya dari bulan, bintang adalah sebuah benda yang bisa merubah hati dan perasaan seseorang, bahkan masa depannya. Dengan cahayanya yang indah dan formasinya yang bisa menjadi berbagai bentuk seperti layangan atau berbentuk rasi bintang Gemini.

      Ayah dan ibu memberikanku nama yang begitu bersinar, pasti bermaksud untuk membuatku menjadi anak yang ceria dan bisa menuntun orang lain dengan cahayaku. Charisma Bintang Permata benar-benar bukan sembarang nama, tapi jika diartikan secara baku, namaku sangat bercahaya sekali. Untung nggak ada tambahan lagi, coba kalo namaku Charisma Bintang Permata Bersinar Terang Terus.

      Aku sudah bukan bintang yang redup lagi seperti dulu, aku sudah memiliki apa yang dulu pernah hilang. Keluarga, teman dan Jenia. Aku sudah merasakan kebahagiaan yang sempurna. Jenia selalu menghiasi pagiku dengan kalimat manisnya, pagiku yang bau iler dan keringat, berubah menjadi pagi yang wangi dan penuh dengan cinta. Siangku yang panas berkeringat dan hanya membuang-buang waktu, sekarang berubah menjadi siang yang sangat berguna bagi orang lain. Tante Ros sangat merasa terbantu saat aku bisa menjemput Jenia dari sekolahnya, dan Jeniapun sangat senang aku bisa menjemputnya.

      Untuk pertama kalinya, aku akan merayakan Ulang tahunku bersama teman-teman. Aku ingin merasakan kebersamaan sebelum merasakan perpisahan karena harus menempuh pendidikan di tempat yang berbeda. Setiap tahun pada tanggal 10 juni, umurku secara otomatis tanpa kopling akan bertambah satu tahun. Dan tahun ini adalah ulang tahunku yang ke 18, dan ulang tahun spesialku bersama Jenia.


      Aku dan Cabul sedang asik berkelana memutari kota gudeg. Mencari tempat yang menyenangkan untuk kami berikan hawa biadab. Tapi sayang, untuk hari ini gagal menemukan tempat yang tepat.

      Setelah lelah karena pencarian tadi siang, aku beristirahat di kamar. Saat beristirahat, aku berusaha menjalankan otakku kembali yang telah lama berhenti. Setelah terus berusaha keras untuk membangkitkan kinerja otak ini, aku mendapatkan tempat yang dulu pernah menjadi tempat kenanganku bersama Arista. Tempat Arista merayakan Ulang tahunnya dan tempat aku menyatakan cinta kepada Arista di hari itu. Sebuah tempat makan steak di daerah ring road utara akan menjadi tempat yang tepat. Saat mengingat Arista di tempat itu, aku membuka lemariku yang penuh dengan kenangan tentang Arista. Sebuah kotak kecil yang dibungkus kertas kado aku buka kembali, terlihat beberapa hiasan lucu yang menempel. Saat aku membuka tutup kadonya, tulisan “Happy Birth Day Sayangku” menyambut bayanganku yang tiba-tiba mengingatkanku pada moment tahun lalu. Dilanjutkan dengan isi kartu ucapan yang dihiasi bentuk hati yang berisi :

Dear my Charisma Bintang Pemata!
Happy lovely sweet seventeen :D
Hopefully sayang, tambah sholeh, tambah pinter, tambah ganteng :b , bisa bikin bangga keluarga, tambah dewasa, tambah pengertian, dan bisa jadi contoh yang baik buat aku :D
I am sorry to have not been the best yet, but I will always try for you :)
Love you!
10.06.09         Rista.

      Terlihat beberapa fotoku bersamanya, beberapa tiket bioskop dan sebuah dompet hitam. Yup! Dulu Arista memberikanku sebuah dompet. Karena dia tau, selama aku hidup di bumi ini, aku tidak pernah menggunakan dompet sama sekali. Kebiasaanku yang sangat aneh, menyimpan uang di kantong dan untuk kartu-kartu seperti SIM, KTP dan ATM hanya berserakan di dalam tas kecil yang selalu menemaniku.

      Aku hanya tersenyum dan tertawa kecil melihat foto-foto itu dan beberapa kenagngan lain. Oh shit man! Arista menguasai otakku!! Dimana Jenia?!! Jeniaaaa, selamatkan otakku dari Aristaaaa.

      Hening.

      Setelah pikiranku dikuasai Arista, aku tutup kembali kenangan-kenanganku. Aku mulai berfikir dan mengingat sesuatu. Selama beberapa bulan ini, sepertinya ada yang kurang. Ada seseorang yang penting tetapi menghilang. Yap! Itulah Dara, dia memiliki banyak sekali teman lelaki dan tentu saja pacar. Jadi, kalaupun aku sibuk dengan duniaku, Dara tidak akan mencariku, tetapi tidak jika Dara yang menghilang dengan dunianya, aku pasti mencari kabarnya.

      Aku menelfon Dara, beberapa kali. Tidak ada tanda-tanda kehidupan darinya. Entah dia di mana sekarang.

      Sambil menunggu kabar dari cacing satu itu, aku sms dan bbm teman-teman untuk datang di acara besok, jam dan tempat menyusul. Tidak lupa aku menelfon Rani, seorang teman yang dulunya adalah pacarku sebelum Jenia. Dia adalah teman satu sekolah Jenia. Tidak butuh dua bulan untuk menyelesaikan status berpacaran dengannya. Sedikit mengingat masa lalu, Rani adalah wanita yang sangat egois dan memiliki gengsi tinggi. Tetapi dia wanita yang baik dan lucu, sifat egois dan gengsinya yang memicuku terus berusaha untuk merubahnya. Dia wanita yang sangat cantik, sangat beruntung aku pernah menjadi daftar lelaki yang dia tindas, haha.

      Lanjut tentang undangan, Arista tidak ketinggalan mendapat undanganku tentunya. Tidak ketinggalan undangan untuk Hani, wah wahhhh parah nih.. semua mantan tak kumpulin. Yah, tetapi sayang, Hani sedang berada di Bandung untuk mengurus pindahan sekolahnya.


***


      Rabu pagi ini, aku, Cabul dan Momon menuju tempat kenanganku dengan Arista tahun lalu untuk memesan tempat. Tetapi di tengah perjalanan, Cabul minta berhenti di Minimarket Kridosono, panas membuat lelaki keren ini dahaga. Tetapi, sudah setengah jam kita duduk-duduk mengobrol di tempat ini, aku mengajak Momon dan Cabul bergegas ke tempat tujuan. Tetapi Cabul meminta waktu sebentar, dia meminjam BBku dan terlihat asik memberi pesan kepada seseorang.

      “Ayo bul, keburu diboking orang nanti tempatnya. Bingung aku cari lagi! Ayooo ndess!! Ajakku kesal dengan nada tinggi.

      “Wolski lah bray, santai dulu. Ada cewek yang mau ketemu kamu tang. Santai lah santai… bentar lagi juga sampe, dia mau kenalan, kamu kan ganteng, eksis lagi.” Sahut cabul sambil asik memegang Bebi.

      “Ashh! Ngapain sih pake ngenal-ngenalin cewek segala! Tailah bul! Ayooo woy!” Ajakku makin kesal.

      “Hahahaha, zantai lah tang. Enggak wes kalo tempatnya diboking. Udah tunggu bentar, panas nil ho. Neduh dulu lah.” Sahut Momon ikut-ikutan.

      Setelah beberapa menit berdebat dengan mereka, aku tidak bisa berkutik, hanya bisa menggerutu dan memanyunkan bibir dengan suasana hati yang bad mood nggak karuan.

      “Tang, bibirmu tu udah tebel, pake kawat lagi, sekarang kamunya manyun. Sumppaaahh idungmu makin mblesek nggak keliatan tuh. Hahahahaahhahahaha.” Sahut Cabul, kemudian Momon ikut tertawa menghina hidung mungilku yang pesek.

      Di tengah tawa biadab mereka, tiba-tiba dari belakang terdengar suara motor dan teriakan “Happyyyyy Birrtthhh Daaayyy Sayaaaaaaaaaaaaaaang!!!!” mendengar suara itu, aku menolah tiba-tiba dan melihat Jenia yang bergegas menuju tempatku berdiri sambil membawa Kue Tart lengkap dengan Lilin 18th.

      Jenia, Arin, Cabul dan Momon berhasil membuatku terkejut tak bisa berkata-kata. Untuk pertama kalinya aku mendapat kejutan ulang tahun. Mereka tertawa melihatku yang tak bisa bereksprei dan berkata apa-apa, hanya diam terpaku dan terharu dengan sedikit air mata.

      Cabul menyuruhku untuk make a wish dan meniup lilin ulang tahun pertamaku. Oh tuhan, terima kasih banyak. I Love You  Jenia Sakhi Ananda, I Love You lebih dari Cherebelle menyanyikan lagu I Love You.

      Siang itu benar-benar siang yang tak pernah ku bayangkan akan terjadi, Jenia memang wanita yang spesial. Aku merasa menjadi Bintang yang siap untuk terus bersinar kembali menghiasi malam para penghuni Bumi ini.

      “Ahhhh~” Kembali suara desahan ring tone terdengar di tengah kejutan ini.

      “Tang, ini ada bbm dari satya.” Kata Cabul sambil memberikan mengembalikan si Bebi.

      “Bray, Steak and Ice udah siap pakai nanti jam 5 atas nama Bintang. Oke?!” Ujar satya dalam pesannya.

      “Weehhh, udah kamu boking to? Wahh, kalian emang JOWARA dub! Aku lagi di Kridosono sama cabul, momon, jenia dan arin.” Balasku singkat.


***


      Jam tangan menunjukkan angka 18.13 dan baru ada Aldi berserta pacar saja yang hadir, mereka adalah teman di SMAku yang lama. Dimana ini manusia-manusia gratisannn!!!!??? Acara jam lima tapi sampe jam enam lebih masih aja belum keliatan.

      Terdengar suara kehidupan, suara biadab dan suara bersukaria. Yup! Itu mereka, para kehidupanku, para teman sejatiku. Dari tangga terlihat kepala pertama yang hadir, kepala-keala tersebut adalah :

Manusia pertama adalah Satya Erlangga Putra : Lahir di Kalimantan, 21 Maret 1993. Tercatat sebagai sahabatku dari SMP. Hina sekali.

Kemudian ada Agung Mahendra Pratama : Lahir di Solo, 23 Maret 1993. Tercatat sebagai teman cacatku dan Satya di SMA yang dulu. Rambut keriting bergelombangnya sangat menggoda.

Disusul oleh Muhammad Sulchan a.k.a Cabul : Lahir di Jogja, 20 Januari 1992. Tercatat sebagai teman nongkrong dan main game yang seru dan kelakuannya sangat-sangatlah selalu membuat tertawa. Dia langganan sebagai bahan lelucon.

Lalu tak ketinggalan, Faza Abdurrahman a.k.a Momon : Aku tidak mempunyai data yang jelas dari manusia ini, tapi dia tercatat sebagai manusia autis yang mudah dipengaruhi dan terlalu polos untuk anak seumuran kita.

Dan yang terakhir terlihat, Adhita Putri : Lahir di Jogja, 28 Maret 1994. Tercatat sebagai wanita yang lebih banyak bergaul dengan pria-pria keren dan biadab seperti kita. Dulu dia adalah member gerombolannya Arista dan Rizka, tetapi kita mengadopsinya.

     Dari data yang saya miliki di atas, mereka semua memang tidak memiliki catatan kriminal. Tetapi catatan mereka dalam kehidupan Bintang adalah sebagai teman yang sangat menyenangkan! Bintang tak akan bersinar terang tanpa mereka!

     Oke, untuk Dara yang selalu aku ceritakan dan aku banggakan sebagai sahabat curhatku, aku hanya mendapatkan surat ijin darinya. Dia tidak bisa datang. Kapan sih dia bisa meluangkan waktunya sedikit, hanya karena dia punya masalah perang dingin dengan Putri saat di bangku SMP.

     Beberapa menit kemudian, terlihat wajah-wajah yang tidak asing lagi. Arista, Rizka dan Tasya beserta Pradana pacarnya. Semakin meriah saja ini acara, hahahaha.

     Lagi-lagi, terlihat wajah yang sangat tidak asing, yaitu Rani beserta teman lelakinya, dia juga membawa Nisa dan Intan. Akhirnya berkumpul juga mereka. Senangnya bisa bersahabat dengan masa laluku. Mereka memang kenanganku, tapi tanpa mereka aku tidak akan menemui masa depan seperti sekarang. Jadi, aku tidak akan membuang dan menganggap para wanita masa laluku ini sebagai keburukan. Dan sekarang, yang belum terlihat adalah masa depanku. Yup! Jenia. Dimana Jeniaku tercinta?

     Di tengah kegelisahanku karena menunggu Jenia, aku menyapa tamu-tamu special yang sudah datang. Tiba-tiba terdengar “Ahhhh~” Desahan Ring Tone si Bebi memanggilku untuk membuka pesan dari Jenia.

     “Sayang, maaf banget ya. Aku nggak bisa dateng, aku lagi ngurusin papi. Lagi beli tiket sama mama buat ke Belanda. Maaf banget ya bebeb. Ini lagi di Bandara, besok aku ganti waktu spesialmu yang nggak bisa terpenuhi sekarang.” Isi pesan dari Jenia yang sangat singkat. Aku tidak membalas pesannya, mau gimana lagi. Dari pada harus merusak moodku di depan mereka yang sudah aku kumpulkan semua, lebih baik aku tidak memperpanjang permasalahanku dengan Jenia. Masih ada hari esok bersama Jenia, tapi bersama mereka manusia-manusia masa laluku dan teman-teman tercintaku, belum tentu aku bisa mempertemukan mereka seperti ini lagi.

     Berfoto-foto ria dan bercanda, walaupun ada beberapa orang yang tidak saling berinteraksi, seperti Satya dan Rizka. Hahaha, aku hanya bisa tertawa kecil melihat mereka tidak ada komunikasi sama sekali. Walaupun mantan, tetapi tidak harus diem-dieman juga kali bray.

     Di tengah keramaian pesta, terlihat Kue Tart lengkap dengan lilinnya berjalan menuju ke mejaku. Jenia dan Arin kembali mengejutkanku dengan Kue Tart lagi! Apa-apan mereka ini, lagi-lagi melakukan hal yang sangat tidak aku kira.

     “Kamu nih nyebai banget ya, katanya beli tiket. Dasar singo!” Sambutku kepada Jenia sambil merangkul pundak dan mencubit pipinya.

     “Hahahaha, kena lagi kan kamu yang. Kadonya aku kasih dirumah aja ya beb. Nih tiup lagi lilin spesialnya. Terus potong kuenya. Selamat ulang tahun sayang.” Sahut Jenia di depan teman-teman yang sedang asik bercanda, tetapi Jenia langsung merubah suasana malam itu menjadi sangat romantis.

     “CIE!”

     “ADEGAN KOREANYA KELUAR LAGI”

     “DASAR BINTANG SIPIT! JADINYA KOREA-KOREAAN TERUS!”

     “CIHUI, SEKARANG YANG ROMANTIS SI JENIA”

     “PREKETEK, SUIT CETOK!”

     Terdengar sorakan biadab yang pasti keluar dari mulut Satya CS.

     Sorakan dan godaan anak-anak melengkapi matinya lilin yang barusan ku tiup. Lilin kecil ini bisa membuat semua orang di sini termasuk aku, menjadi sangat bahagia dan bermakna. Api kecil di atas sumbu lilin ini membawa kehidupan, keceriaan dan lambang dari kasih sayang yang besar dari Jenia walaupun dengan lilin yang kecil malam ini, saat api ini mati, mengingatkanku bahwa sesuatu yang bersinar pasti akan padam dan sesuatu yang hidup pasti akan mati. Tetapi saat kita bersinar, bisakah kita bermakna bagi kehidupan di sekitar kita? Akankah saat kita mati, kita di ingat oleh mereka yang kita tinggalkan? Itulah hidup yang bermakna, percuma jika hidup di agung-agungkan oleh orang banyak, tetapi ketika mati dia dilupakan. Lebih baik hidup sederhana tetapi berguna bagi orang lain dan saat kita pergi, nama kita selalu menghiasi ingatan mereka.


***


     Saat membuka Lepi di pagi hari. Oh iya, aku belum mengenalkan Lepi, kalau Betty adalah kendaraanku tercinta, si Bebi adala Blackberryku tersayang, perkenalkan Lepi si Laptop! Beliau adalah gadget tersayang setelah Bebi si Blackberry. Aku suka sekali memberi nama pada benda-benda yang selalu menemaniku setiap saat, itu membuatku menghargai mereka lebih dari sebuah benda, tapi menghargai mereka seperti teman yang harus ku rawat dan ku jaga. Lanjut pada kalimat pembuka di paragraf ini. Saat membuka Lepi di pagi hari dan modem telah terpasang, terdengar suara Ibu dari kamarnya, Ibu mengatakan bahwa tadi pagi Jenia kesini dan menitipkan kado di atas lemari kamarku.

     Sambil mengucek mata dan menggaruk ketek, aku berdiri dan melihat seonggok kotak dengan sampul warna-warni. Aku bertanya dalam hati, benda apakah ini? Orang bego yang hina, jelas-jelas tadi Ibu bilang kalau Jenia titip kado di atas lemari, masih aja sok-sok bertanya dalam hati.

     Dengan penuh kasih sayang, aku membelai kado ini dan mulai membukanya. Aku mendapati kartu ucapan yang berisi “To my lovely boyfriend : Bintang” dengan hiasan-hiasan babi dan kuda poni di sekitar kartu ucapannya. Sebuah kaos V-neck berwana abu-abu dengan lengan panjang dan sweeter merah dengan garis-garis hitam yang manis. Oh, terima kasih banyak Jeniaku.

     Setelah mendapatkan kado spesialku, aku melanjutkan kegiatanku bersama Lepi yang dari tadi selalu tertunda. Aku tau, Lepi pasti sudah tidak sapar ingin dijamahi tangan manisku. Mozilla terbuka, Facebook dan Twitter mendominasi layar Lepi. Waawww, aku mendapati dinding Facebookku penuh dengan ucapan-ucapan dari teman-teman yang ku kenal maupun tidak. Tak terbayang jika semuanya harus ku balas satu persatu, aku hanya update status “Terimakasih banyak semuanya :D and Special Thanks for Jenia!” sumpah deh, sok eksis banget. Setelah urausan Facebook selesai, sekarang saatnya urusan Twitter, uhui senangnya melihat banyak sekali mention dari teman-teman. Tanpa relasi, hidup tak akan berarti.

     Setelah asik bermain Lepi, aku mencari gadgetku yang lain. Kemana si Bebi pergi, aku lupa meletakkannya tadi malam, sepertinya dia tewas karena lupa juga aku charge.


***


     Kamis pagi ini sudah ku habiskan dengan autis bermain gadget, tiba-tiba pak pos yang jarang sekali menginjakan kaki di rumahku, kali ini dia melakukannya. Pak pos memberikan sebua paket dan meminta tanda tanganku. Aduh-aduh, baru juga nambah umur satu hari, udah dimintain tanda tangan aja deh.

     Kata pak pos, ini buat Bintang. Baru pertama kali aku dapet paket, tertulis di belakangnya paket ini dari Bandung dan pengirimnya adalah Ravensta Ramadhani. Nama yang cantik untuk pengirimnya.

     Setelah meletakkan peket dari pak pos tadi, aku penasaran untuk membuka. Baru berfikir untuk membukanya, tapi apa daya ku, perutku lebih memaksa untuk menuntunku melakukan kegiatan yang lebih penting dari pada membuka sebuah paket, kamar mandi adalah tempat yang tepat membuang sesuatu di pagi hari kalau ingin mengawali hari ini.

     Selesai melakukan kegiatan yang tidak penting untuk aku ceritakan, aku mengambil Bebi yang tadi sudah ku charge di atas meja. I have many messages and mention. Autis kembali mendominasi kegiatanku pagi ini.

     Aku membuka pesan bbm dari Hani “Happy Birth Day ya Bintang :) Paketnya udah sampai?”

     Setelah beberapa saat terdiam, aku baru ingat kalau nama panjang Hani adalah Ravensta Ramadhani! Wahh gawat, pagi-pagi otakku emang nggak bisa di ajak mikir yang berat dahhhh.

     “Baru aja sampe, makasih banayak ya. Tapi belum tak buka nih paketnya.” Aku membalas pesan Hani dan buru-buru mencari paket tadi.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar