Rabu, 15 Februari 2012

Bab 6

Again
     Paket dari Hani akhirnya ku temukan, sebuah kotak berukuran sedang yang dibungkus kertas kado berwarna-warni dan lucu sepertiku. Sebuah kartu ucapan ku dapatkan lagi.
Selamat ulang tahun Bintang…
Aku nggak bisa ngucapin langsung, tapi dari sini aku masih bisa menepati janjiku untuk memberikan kado spesial. Semoga terus menjadi Bintang yang bersinar dan memnyenangkan orang yang berada di sekitarmu. Semoga terus bahagia bersama Jenia. Maaf aku nggak bisa dateng dan nggak sempet pamitan. Sukses terus ya tang!
Ravensta Ramadhani.

Minggu, 12 Februari 2012

Kalah gaul

Cerita yang ini, pas masih PDKT sama mantan yang aku kasih kado boneka babi di post sebelumnya, yaitu Rani.

Malem taun baru 20010-2011, karena aku baru aja putus sama Arista (dalam cerita Nice Espresso), malem taun baru ini rencanaku bener-bener nggak ada. Para sahabatku Satya CS asik dengan kegiatan masing-masing, seperti kegiatan bersama pacarnya.

Pas lagi ngelamun malem-malem, Rani telfon.
"Tang! kamu di mana? mana?? dimana? jawab cepet?" Tanya Rani nggak nyantai.

Aku yang lagi ngemutin choki-choki, dengan suara datar dan keren menjawab, "Aku, di pikiranmu selalu."

Hening.

"Tang, gue serius.. nggak lucu sumpah. Lo dimana? Sini ke Hepup cepet!" Kata Rani maksa.

"Heh, tanya dulu kek aku ada acara apa enggak, main nyuruh nyuruh aja." Jawabku sewot.

"Nggak mau? yaudeh. Nggak usah bawel!" Kata Rani singkat.


Telfon mati. Tanpa basa-basi aku membawa Betty melaju tidak kencang menuju tempat karaoke Heppy Puppy.

Pas buka pintu ruangan...
"Hei nak Bintang!" Mamanya Rani menyambutku ramah.

"Asikk, ada kak Bintang.." Teriakan kegirangan dari adiknya Rani yang masih berumur 5 tahun terdengar melengking.

"Malem tante, hehehe." Sapaku sambil garuk-garuk kepala.

"Nak Bintang, nggak ada acarakan? Udah, taun baruan di sini aja. Titip Rani sama Intan ya, tante mau pergi dulu. Ada acara taun baruan sama temen-temen tante, kan nggak enak kalau bawa anak-anak." Kata mamanya Rani sambil ngasih duit ke Rani.

"Tuh tang, gue dititipin ke elo. Gue dijaga baik-baik!" Sahut Rani dengan muka liciknya.

Oke, malam ini aku jadi baby siter. Nggak buruk-buruk amat buat menghabiskan tahun ini dan memulai tahun depan dengan nyanyi-nyanyi.

"Ada acara di mana tan?" Tanyaku basa-basi, biar agak akrab lah sama mamanya calon pacar.

"Tante ada acara di Boshe sama temen-temen. Tante pergi dulu ya, Rani jangan njailin Bintang terus! Belum pacaran aja udah suka banget njailin." Kata tante sambil menutup pintu.

Aku melirik ke Rani, "Ran, mamahmu beneran ke Boshe?"

"Iye, makannya gue dititipin." Jawab Rani yang lagi asik milih lagu.

"Buset, kalah gaul sama si tante..." Kataku sambil nelen ludah terus duduk dan geleng-gelengin kepala.

kagol, sumpah...

Pas lagi menghadiri acara ulang tahunnya mantan...
Aku dan Betty baru aja sampai, setelah Betty terparkir dengan rapi, sapaan hangat dari mamanya mantan terdengar.. sebuah kado sederhana berisi boneka babi, ku berikan ke mantan.

"Makasih ya... hahaha, nggak usah repot-repot juga kali." katanya.
"Santai dub, masa aku ke sini cuma makan gratis doang. haha."
"Eh mas Bintang!" Sahut Papahnya, dari kejauhan menghampiriku sambil ngemutin sate.
Aku nengok.
"Wah, datang juga.. daftar kuliah mana kamu?" Tanya si om masih sambil ngemutin sate, untung bukan pisang.
"Malem om." Sahutku tetep keren. "Wah, saya kemarin baru daftar UGM." Jawabku, berharap si mantan menyesal udah mutusih. hahahahahaha!
"Wah, bagus tuh. bisa kemarin ujiannya? jurusan apa tang?" Tanya si om lagi, masih ngemutin sate di tusukan terakhir.
"Bisa, ternyata ujiannya nggak susah-susah banget. Saya masuk D3 SIG Pengindraan Jauh." Sambil garuk-garuk rambut belakang dan ngeliatin sate yang di emut-emut.
"Woh, jurusan IPA Geografi ya? kok daftar yang susah-susah tang?" Muka si om berubah jadi kagum-kagum gimana gitu.
Ngeliat muka si om yang kagum, aku jadi makin sok keren di depan sang mantan. BHAHAHAHA.
"Hehehe, nggak susah-susah amat kok om. Kemarin ujiannya bisa, Alhamdulillah saya menguasai Geografi." Jawabku dengan senyuman manja sambil ngelirik mantan yang duduk di sebelahnya si om.
"Hahaha, maksud om, kok kamu pilih jurusan yang susah cari kerjanya." Kata si om sambil ketawa nagakak. Orang di sebelahnya si om, jelas ikutan ketawa.
#nusuk-nusukin perut pake tusuk sate, berharap mati di tempat -_-
Sumpah, malu, kagol, sumpah.. sumpah, emang dasarnya si om kalo bercanda kelewatan. Kagol sumpah..

Kamis, 09 Februari 2012

Battle!

Super Hero yang Tertukar

Bab 5

Now is Time to Shine!
      Seperti yang kita tau, kalau bintang akan menghiasi malam yang gelap. Tanpa adanya bintang, langit hanya akan diterangi oleh bulan yang hanya satu. Tanpa bintang, langit sangat jauh dari indah, kosong, hampa dan gelap. Membuat orang berfikir ulang untuk memandang langit jika tidak ada bintang. Walaupun bintang hanya batuan-batuan yang disinari oleh matahari dan pantulan cahaya dari bulan, bintang adalah sebuah benda yang bisa merubah hati dan perasaan seseorang, bahkan masa depannya. Dengan cahayanya yang indah dan formasinya yang bisa menjadi berbagai bentuk seperti layangan atau berbentuk rasi bintang Gemini.

      Ayah dan ibu memberikanku nama yang begitu bersinar, pasti bermaksud untuk membuatku menjadi anak yang ceria dan bisa menuntun orang lain dengan cahayaku. Charisma Bintang Permata benar-benar bukan sembarang nama, tapi jika diartikan secara baku, namaku sangat bercahaya sekali. Untung nggak ada tambahan lagi, coba kalo namaku Charisma Bintang Permata Bersinar Terang Terus.

      Aku sudah bukan bintang yang redup lagi seperti dulu, aku sudah memiliki apa yang dulu pernah hilang. Keluarga, teman dan Jenia. Aku sudah merasakan kebahagiaan yang sempurna. Jenia selalu menghiasi pagiku dengan kalimat manisnya, pagiku yang bau iler dan keringat, berubah menjadi pagi yang wangi dan penuh dengan cinta. Siangku yang panas berkeringat dan hanya membuang-buang waktu, sekarang berubah menjadi siang yang sangat berguna bagi orang lain. Tante Ros sangat merasa terbantu saat aku bisa menjemput Jenia dari sekolahnya, dan Jeniapun sangat senang aku bisa menjemputnya.

      Untuk pertama kalinya, aku akan merayakan Ulang tahunku bersama teman-teman. Aku ingin merasakan kebersamaan sebelum merasakan perpisahan karena harus menempuh pendidikan di tempat yang berbeda. Setiap tahun pada tanggal 10 juni, umurku secara otomatis tanpa kopling akan bertambah satu tahun. Dan tahun ini adalah ulang tahunku yang ke 18, dan ulang tahun spesialku bersama Jenia.

Bab 4

Chance
      Menikmati masa liburan dengan teman-teman itu memang tak terlupakan dan sangat menyenangkan. Tapi akankah lebih lengkap dan menyenangkannya bila ada wanita pilihannya yang menemani. Menanti pengumuman kelulusan tanpa ada kegiatan, membuat pikiran tidak tenang.

      Aku berharap Jenia bisa menjadi pilihan yang akan membuat hari-hariku menyenangkan dan mengurangi beban yang ada. Pikiran tentang Jenia terus membayangi. Iseng cari-cari Facebooknya, dan aku mendapatkan kenyataan bahwa Jenia masih berpacaran dengan anak SMA bernama Jordi.

      Jeger!

Bab 3

Jenia

      “Ahhh~” Nada Bbm mendesah di pagi hari membangunkanku. Seperti biasa, hal yang pertama ku lakukan saat bangun adalah memegang Bebi dan melihat update. Ternyata Jenia mengucapkan selamat pagi, sudah lama aku tak mendapatkan ucapan ini dari wanita. Biasanya Satya, Momon dan Cabul yang mengucapkan selamat pagi dengan mesra, walaupun ada embel-embelnya cok atau munyuk. Mereka lelaki-lelaki jablay yang menghiasi hari-hariku tanpa kehadiran seorang pacar. Setelah aku membalas BBM dari jenia, aku baru ingat kalau hari ini Putri ulang tahun. Dan terlihat sms dari putri yang mengucapkan terimakasih kawan-kawan tercinta, jangan lupa buat datang nanti malem. Aku siap nyervis kalian.

Selasa, 07 Februari 2012

Bab 2

My Friends is My Life

      Pernah merasakan hidup sendirian? Bagiku, sendiri adalah neraka! Aku paling tidak suka waktuku saat sendirian. Dan inilah para manusia yang mengusir kesendirianku, 2 sahabat  menyedihkan lainnya yaitu Faza Abdurrahman a.k.a  Momon dan satu lagi yang tak kalah menyedihkannya adalah Muhammad Sulchan a.k.a Cabul. Mereka adalah  teman duka yang menyenangkan, walaupun waktu lebih banyak berduka, tapi jika bersama mereka, duka dan suram itu berubah menjadi makin menyedihkan. Tidak ada waktu yang paling menyenangkan selain bersama mereka lah pokoknya! Menjadi pengangguran bersama mereka, dan rencana gerombolan pengangguran hari ini adalaahhhh nihil.

      Jeng jeng!
       Hidup tanpa rencana itu bisa berakhir bencana. Karena sekarang aku sedang menikmati masa tenggangku sebagai pelajar SMA yang sedang bersiap menghadapi Ujian Akhir Nasional dan saat otak sudah menolak mentah-mentah buku-buku pelajaran, Blackberry atau yang biasa ku panggil Bebi adalah jalanku menghilangkan jenuh. Aku menemukan contact BBM jEni4 t4g iNg1n Diz4qiTi. Hahaha, mengerikan sekali, ini bencana. Jenia Sakhi Ananda, wanita yang masih kelas 3 SMP tetapi memiliki wajah yang sangat topcer.

      Tanpa basa-basi dan gensi, aku membuka pembicaraan dengan Jenia. Walau benar-benar tidak ada tujuan penting yang kami bicarakan, selain aku yang sedang asik membuang waktu. Tetapi tiba-tiba datanglah perusuh masuk ke BBMku.

      “PING!!! PING!!! PING!!! PING!!! PINGUINN!!! PINGSUT!!! PINGKAN MAMBO!” Dara tiba-tiba BBM kaya orang kelabakan pengen buang air.

      “Ada apa?” Jawabku sok keren.

      “Aku pengen curhat cong, aku galau nih. Noval nyebelin sumpah! Tokek dah!”

      “Yaudin, ntar aku kerumahmu. Aku mandi dulu terus makan, habis itu nonton tv, terus ngabisin batang rokok, kemudian  nyuci betty.”

      “WOE BENCONG! Mau taun kapan kamu keisni? Pake nonton dulu lagi, mending nontonin aku di sini.”

      “iyedah aku mandi terus langsung terbang. Bawel sumpah! SUMPAH LO BAWEL BANGET ngeet ngett buangettttttt ngeeettttt bawell buanget baweeellll!!!!!!!”

      Hening.

      Setelah pemaksaan Dara yang baru saja terjadi dan masih hangat taik ayam, aku bergegas mempercantik diri. Oh iya, Betty adalah motorku tercinta. Tanpa dia, aku tidak akan berarti. Mungkin Betty tidak lebih seksi dari kuda poni, tapi kami tak bisa dipisahkan.


***


      Betty melesat dengan tidak kencang, melewati beberapa kendaraan lain seperti andong dan becak. Dengan malas, aku menuju rumah Dara yang tak tau diri asal minta delivery tempat curhat. Tak lama kemudian terlihat bangunan kecil dengan pintu satu dan jendela minimalis, terlihat Mbak Gita sedang menemani anaknya bermain di depan rumah kecil itu. Aku kasihan dan sedih melihat rumah itu.

      “Mbak gita! Rumahnya bagus, kapan pindah kesitu. Hahaha.” Aku tertawa kecil sambil melambaikan tangan.

      “Weh bintul.” Sahut mbak Gita yang sedang asik bermain dengan anaknya. “Citra, ada om Bintang bintul tuh minta ditimpukin. Didadahin dong om bintangnya.” Sahut mbak gita sambil memaksa citra untuk melambaikan tangannya.

      “Apaan sih mbak, citra juga masih pahpoh. Nggak usah dipaksa dadahin om ganteng kaya aku. Ntar gedenya centil kaya papanya tuh.” Balasku yang ikutan asik melambaikan tangan. “Dara mana mbak?”

      “Itu dara di atas, langsung aja ke kamarnya. Si noval juga ke sini tadi, tapi sebentar doang. Haaa? Ganteng? Ya tetep gantengan suamiku lah, centil keren cool maco maskulin pint..”

      “Yayayayaya, apakate anda deh mbak.” Dengan sigap aku memotong kalimatnya mbak Gita. “Weetts tadi Noval juga kesini? Wah kesalahan nih. Yaudeh deh mbak dub, sek yaaaa.” Tanpa basa-basi aku meninggalkan mbak gita yang masih tercengang setelah kalimatnya ku potong.

      Setelah memarkir motor, tangga demi tangga ku susuri, langkah demi langkah ku jalani. Beberapa kelelawar menyambarku tanpa henti. Pikiran lebay mulai mempengaruhi. Sampai di depan kamar Dara, terlihat dara sedang memandang jendela.

      “Daraaaaaaa~ apa yang kisanak lakukan sendirian terpojok kaku tanpa haluan. Boleh kah hamba masuk dan mengetahui apa yang terjadi?” Godaku membuka pembicaraan.

      Tiba-tiba Dara melihatku dan berteriak “BINTAAANNNNG!”

      Dengan muka keren, aku menjawab. “Woee, santai sih dub. Kenape kenape?”

      Terlihat raut mukanya yang suram dan mengerikan.

      Gelap dan hening, hanya ada tatapan matanya yang tajam menyorot ke arahku.

      Di antara kegelapan kamarnya, Dara berkata “Tolong idupin lampunya, gelap nih. Tadi mau ngidupin tapi males berdiri”

      “Kamu tau si buta dari gua hantu nggak?” Sahutku sambil menghidupkan lampu.

      “Taulah, kenapa?” Jawab Dara datar.

      “Nggak papa, tanya doang. Tadi sih pengen bilang kamu tuh monyetnya si buta, tapi nggak jadi gara-gara mukamu melas banget.” Jawabku datar sambil menahan geli.

      “Tadi noval kesini, dia sekarang beda banget. Kaya ada yang disembunyiin tau, tapi aku nggak mau buka-buka kehidupannya. Dia pacarku, tapi aku masih menghargai privasinya, Aku harus gimana tang! Tang! Aku bingung tang, aku takut kalo dia selingkuh tang! Dia kaya ada temen bbm gitu tang, dari tadi sibuk pegang hpnya mulu tang, gimana tang?.”

      “Tang tang tang, disini kamu boleh sebut aku tang tang tang tang tang, tapi diluar jangan pernah! Dikiran nama ku kutang ntar. Yaudeh, let it flow aja njoy, kalo emang udah bosen kan mau gimana lagi? Mau dipertahanin, namanya maksa dan kalo suatu hubungan itu dipaksakan, hasilnya malah tambah ribet. Kaya air putih dingin atau es milo.”

      “Hah? Air putih? Es milo? Hubungannya apa sama hubungan yang dipaksakan?” Dara menaikan alisnya sambil menggaruk-garuk kepala.

      “Ya hubungannya, kalo mau curhatannya lanjut, ya itu ada dulu. Hahaha.” Aku terkekeh geli.

      “Oh.” Satu kata tanpa ekspresi dari Dara.

      “Oke lupakan, lanjut deh.” Jawabku datar.

      “Ya tapi nggak gitu juga, cowok tu emang bajigur ya. Kaya kamu dulu tang kutang! Hahaha. Ya dipaksa emang nggak baik, yaudah sih aku juga males kalo harus hidup dipaksa. Sang Bintang kan pernah nyanyi kalau buat apa susah, buat apa susah, susah itu tak ada gunanaya.” Dara nyanyi sok menghibur diri sambil memasukan kembali ingusnya ke hidung.

      “Jadi pergi nggak dub? Oh iya, aku lagi deket sama cewek nih, haha asik juga orangnya, mmm tapi dia masih kelas 3 SMP. yaa baru bbman tadi pagg..”

      “Weeehh! Siapa e siapa?? Liat dong orangnya kaya gimana.” Tiba-tiba Dara memotong pembicaraan dan merampas BBku.

      “Wueettss! Woless bray, ntar kalo udah fix baru tak tongolin bentuknya. Jangan asal main ambil si Bebi dong, kasian kalo dia jatoh.” Sahutku sambil mengambil kembali HP yang dirampasnya, yaitu si Bebi.

      “Yuk dah, habis maghrib langsung terbang. Sholat dulu, dunia dan akhirat harus seimbang.” Jawab Dara sambil membaringkan tubuhnya di kasur. “Eh, besok-besok aja tang. Aku kan lagi galau, jadi harusnya males ya kemana-mana.”

      “Alibimu jelek banget sumpah. Yaudah, aku menggelintirkan diriku bersama anak-anak saja.”


***


      Dara dan teman-temanku yang lain jarang sekali main bareng, Dara lebih suka bermain berdua bersamaku atau bermain dengan teman-temannya seperti  mantanku dan mantannya Satya.  Alirannya berbeda dengan aliran empat teman suka dukaku. Kasian si Dara, harus terjebak dengan manusia seperti Noval yang jelas-jelas hanya memanfaatkannya. Aku dan teman-temannya nggak ada yang setuju sama dia. Tapi, pasti pandangan Dara terhadap Noval, berbeda dengan pandangan kita.

      Dan sekarang saatnya berkumpul bersama teman-teman, melakukan kegilaan bersama mereka adalah hal yang menyenangkan, seperti saat ini. KFC Sudirman menjadi korban kegilaan kami. Aku, Momon, Cabul, Satya dan Putri sedang tenggelam dalam tawa yang tak henti-hentinya karena mendengar cerita Momon tentang kejadian Cabul tadi siang.

      “Eh, asem. Masa tadi siang pas lagi ngegame di Extreme. Si cabul kan kebelet eek tuh. Pas udah seleseai, dia buru-buru ngajak aku pergi. Kaya dikejar anjing mukanya. Dia cerita kalo eeknya nggak bisa disiram, terus ada yang ngantri nungguin gitu di depan kamar mandi, cabul langsung kaget terus buru-buru minta pulang. Ya aku ketawalah liat mukannya yang ketakutan, terus aku bilang ke cabul, bul bul, eekmu aja nggak diterima sama bumi, apalagi orangnya! Hahahahaha, mukannya cabul langsung sepet-sepet paet gimana gitu, habis itu dia langsung pergi. Aku masih ngakak ketawa di Extreme.” Celoteh Momon sambil tertawa geli.

      Jeger! Mukanya Cabul seketika berubah menjadi aspal yang datar setelah mendengar celotehan Momon tentang dirinya.

      Sontak hal itu membuat kami makan tertawa lebar, itu kejadian parah sekali. Celotehan Momon membuat meja kami makin gaduh dengan suara-suara biadab.

      Kita denger ceritanya, ngakak nggak berhenti sampe puas. Nggak mbayangin mukanya si cabul pas dibilangin “Eekmu aja nggak diterima sama bumi, apalagi orangnya!” sumpah, nusuk banget omongannya momon, haha. Kegilaan ini nggak akan sempurna kalau Satya udah balik lagi ke Jakarta. Satya datang sehari yang lalu, dia ke Jogja untuk mengurus beberapa surat pindah dan mengemasi barang-barangnya Entah, hidupku jadi apa tanpa mereka. Satya yang royal, baik dan menyenangkan tapi sedikit kaku terhadap wanita. Momon yang polos apa adanya dan benar-benar kalau bicara tak dipikirkan dulu. Cabul yang dewasa tetapi terkadang harus menelan pahitnya kegalauan karena mantannya. Dan putri, wanita yang easy going yang sudah kita anggap dia sebagai lelaki, padahal dia jelas sekali wanita, dan dia memiliki mantan yang Psyicho dan bertato. Berbagai pengalaman telah kita pegang, saling sharing dan menghina adalaha hal biasa dan menjadi makanan sehari-hari. Tempat yang selalu ada kita, pasti ditinggalkan akan berantakan dan tak layak pakai, sampah disini, abu rokok disitu dan putung rokok disana. Masa-masa liburan kita hanya dihabiskan dengan bercanda dan nongkrong-nongkrong. Sampai-sampai lupa kalau kita sedang menunggu pengumuman kelulusan.


***


      Sambil mengisi masa liburan yang terlalu panjang dan baru ku nikmati beberapa hari, aku mencoba mencari kerja. Ya, tapi itu hanya ada dalam niat saja untuk mencari kerja. Yang terjadi, tetap saja menghabiskan waktu bersama teman yang lain. Sasi, wanita yang susah untuk disebut wanita, dia adalah teman SMA. Maharani, adik kelas SMAku yang dulu, wanita yang manis dan low profile. Ada lagi Tian, dia anak SMA, dan sifatnya sama seperti Sasi, wanita yang lebih suka disebut pria. Memiliki teman seperti mereka membuatku mengerti kehidupan yang lain, mereka curhat mengenai wanita, padahal dua anak ini adalah wanita. Memang lucu sih, tapi asik juga melihat kelakuan mereka yang aneh-aneh. Dan jangan salah, bentuknya seperti pria tetapi dengan wajah manis mereka sebagai wanita, 2 anak ini bisa memikat wanita-wanita yang cantik. Kami sangat suka sekali nongkrong di Galeria mall, mereka jago main Pump. Permainan dance yang biasa ada di mall-mall. Dan aku, hanya jago melihat mereka bermain Pump.

      Aku memiliki banyak bentuk teman, dari teman cacat seperti Satya CS dan teman menyimpang seperti Sasi CS. Aku juga punya teman seorang tukang bengkel dan seorang tukang becak. Adalagi temanku SMA yang sekarang dia menghilang entah kemana, tetapi denger-denger dia sudah punya usaha tempat makan yang sangat lezat. Memiliki banyak teman sangatlah menyenangkan, tetapi, siap-siap saja mendengar kalimat “Oh, sekarang sombong. Mainnya sama itu terus.” Yah, begitulah manusia.

      Walaupun temanku banyak sekali, tetap saja di malam minggu akan menjadi hal yang suram tanpa se ekor wanita.

      Dan malam minggu ini adalah jadwalnya Geng Satya CS, para jombloan termasuk Putri yang jomblowati akan mengoyak dan meramaikan 0 Km di taman kota. Dengan senjata kamera DSLR milik Satya, kami hunting foto tanpa aturan. Foto di tengah perempatan, manjat-manjat lampu apil, foto bersama banci, terus gangguin banci-banci ngamen. Menjelajah alun-alun utara Yogyakarta, dan kebetulan sekali sedang ada acara Sekaten. Acara setahun sekali yang diadakan oleh kraton jogja dalam rangka memperingati bulan Maulud. Malam ini, sekaten belum terlalu ramai karena bulan maulud masih 2 minggu lagi. Satya kegirangan menaiki permainan-permainan yang memicu adrenalin, seperti komedi putar dan kereta mini. Bagi Satya, permainan itu sangat memicu adrenalinnya. Kemudian kami mencoba rumah hantu, jelas saja aku di depan sendiri dan yang paling belakang adalah yang penakut, yaitu Cabul. Badan gede, muka sangar tapi kalo udah setan-setan gini kaya anak kucing minta susu terus dikasih kobokan. Cabul oh cabul, kamu kok mengenaskan sekali sih, dan makin sadar aku kenapa kamu dipanggil cabul. Tapi tanpa satu orang itu, tidak akan lengkap.malam hari ini sangat meriah sekali. Coba tak ada sekaten, paling acara hari ini hanya berfoto-foto dan mengganggu pengendara di sekitar taman kota. Setelah lelah mencoba beberapa permainan di sekaten, kita selesaikan malam ini dengan mengisi perut di angkringan Kopi Jos. Mencoba sensasi sebuah kopi yang dimasukkan arang panas dan bersuara Ahhh~ mendesah… eh, maksudnya bersuara JOS! Menu nasi kucing yang berisi nasi tempe dan nasi sambal teri, menemani kopi mendesah ini. Larut malam tak mengurangi candaan kami yang makin ganas. Karena Putri masih seorang wanita, dia pamit pulang lebih dulu. Tetapi kami para lelaki, tetap meneruskan malam ganas ini! Alunan musik kla project yang dinyanyikan pengamen jalanan malam ini, sangat membuat hati kami nyaman menikmati kota Jogja.


***


      Cabul dan Momon sudah tiada. Eh, maksudku sudah pulang meninggalkan kami berdua setengah jam yang lalu. Aku dan satya masih bercerita dan mengingat masa-masa saat kita SMP dan masih tak berdosa. Dengan celana seragam congklang hanya sampai mata kaki, seragam putih yang sudah kusam, sepatu yang hanya beli di Pasar Bering Harjo seharga 20 ribuan, dan saat pulang sekolah, kami pasti membeli tahu gejrot yang selalu mangkal di depan SMP. Berlari seperti anak ayam yang dilepas majikannya dan menghampiri tukang tahu gejrot. Membeli satu porsi tahu gejrot seharga 1000 rupiah, tetapi meminta bumbunya dengan cabe 12 buah. Kasian sekali anda pak, untung ditahunya tetapi rugi dicabenya. Ke esokan harinya saat kita ingin membeli tahu gejrot lagi, pak tahunya tiba-tiba berdiri dengan gagah dan berkata “Adek, kalo beli tahunya cuma seribu, cabenya 2 aja ya.” Kenangan masa-masa SMP yang menyenangkan.

      Atau saat cerita saat aku dan Satya menikmati rasa was-was saat kelulusan SMP. Kami berdua bersemangat sekali datang ke SMP jam 7 pagi, yang terlihat di sana hanyalah sepi. Aku dan Satya menemui pak satpam yang sedang asik membaca Koran, pak satpam memberitahu kalau yang tidak lulus ada dua anak.Jeger! Kalimat pak satpam tentang “dua anak” tadi membuat hatiku dan hatinya Satya menjadi mendung. Kami bertanya lagi, apakah cewek atau cowok. Dengan muka serius, mulut yang ditutupi kumis lebatnya menyebutkan “cowok semua.” Jeger jeger! Kembali mendengar kalimat dari pak satpam yang sepertinya menghujam jantungku dan jantungnya Satya, kami hanya bisa saling bertatap muka dan  memikirkan satu tujuan, Spider Game Center. Tanpa basa-basi, kami meninggalkan pak satpam yang rese dan bergegas lari menuju game center yang jaraknya 1 km dari SMP. Entah mengapa, tanpa ada percakapan antara aku dan Satya, kita bisa satu pikiran dan satu tujuan. Dan untung, kami lulus dengan nilai yang pas-pasan.

      Di tengah cerita kami tentang masa lalu, tiba-tiba Satya menceritakan tentang rencana masa depan. Orang tua Satya ingin memasukan Satya ke salah satu sekolah tinggi milik negara yang berada di Bandung. Karena Satya tidak biasa di Asrama, orang tua Satya menawarkanku sekolah disana juga untuk menemani Satya. Lulus dari sekolah itu, jaminan masa depan sudah pasti PNS level tinggi, nggak kebayang deh keluar dari sana aku sama Satya jadi Lurah gitu. Tapi Satya masih mikir-mikir buat masuk sekolah itu. Kalau aku sih seneng-seneng aja, disekolahin di sekolah yang masa depan emas gitu, siapa yang nggak mau. Tapi ya ngeri juga kalo harus disiksa fisik kayak di berita-berita gitu. Asalkan bersama Satya, aku sih seneng-seneng aja. Oke, kata-kataku barusan nggak enak banget kalo ditujukan buat cowok, walaupun dia sahabatku tetep aja kalo dibayangin aku ngomong “Asalkan sama kamu, aku seneng-seneng aja kok sat.” sambil senyum-senyum maho gitu terus gigit-gigit bibir bawah. Karena hujan, aku dan Satya berteduh di pinggir jembatan. Dan kami menunggu jam menunjukkan 00.00 untuk menjadi manusia pertama yang mengucapkan DIRGAHAYU untuk putri. Ulang tahunnya yang ke 17 akan sangat spesial saat kita sms dia tepat pada tengah malam.

      Dan akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, aku dan Satya bersama-sama mengirim sms yang sama “DIRGAHAYU ADHITA PUTRI, SEMOGA TIDAK MAKIN HINA.”

      “Sat, udah kan sms putri? Yoo pulang yo, ngantuk e dub.” Kataku sambil menguap.

      “Ho o nih, aku juga ngantuk. Besok jangan lupa di Kedai Sawah si Putri ngajak makan-makan.” Jawab Satya sambil menaiki motornya dan kita berpisah.

      “Eh, tapi kok kayaknya garing banget ya. Kita kehujanan nungguin jam 12 malem cuma kaya gini doang? Ngemis deh.” Jawabku sambil memasukkan Bebi ke dalam saku. “Yowes dub, pulang dah. Terus tidur, terus mimpiin kamu terus kita berpelukan...”

      Aku pergi meninggalkan Satya yang mukanya terlihat jijik setelah mendengar kata-kataku barusan.

Bab 1

Me and Myself
      Aku Bintang,  panggilanku dari lahir sampai tercatat di cerita ini. Kebiasaan dan kelebihan yang ku miliki adalah sebagai tukang nongkrong, main game online, ngerokok, begajulan dan masih banyak nilai minus dikebiasaanku, tapi aku bukan anggota keluarga minus. Sangatlah tidak mudah menjadi lelaki dengan kebiasaan yang menyedihkan untuk menjadi Prince Charming bagi para wanita-wanita di luar sana. Seorang lelaki berusia menuju 18 tahun yang tinggal menunggu bulan. Dan sudah siap menyelesaikan jenjang SMA.

      Aku bukan seorang cowok yang baik sebagai pacar idaman dan untuk masa depan, tapi untuk loyalitas kepada teman dan sahabat, itu sudah tak bisa diragukan. Kebiasaan berpakaian asal nempel di badan, kaos daleman abu-abu yang beli di minimarket, dengan kemeja dan  celana jeans. Lebih suka gaya sport casual sedikit alay dan tidak lebay. Sedikit curhat, cukup susah menjadi cowok tanpa jadwal yang jelas sepertiku, tak tentu kegiatan apa yang akan dilakukan, tetapi yang jelas adalah nongkrong dan main game online. Jangan bosan mendengar kata nongkrong dan bermain game online di cerita ini, karena itu salah satu jadwal wajibku. Aku bukan penggila rokok, masih sayang untuk membakar-bakar uang, dan harus melihatnya menjadi asap dan menguap secara perlahan.

      Semua yang terjadi dalam hidupku, jelas aku sendiri yang membuatnya. Senang, sedih, cinta, bosan, teman, pacar dan masa depan adalah hasil dari apa yang aku  lakukan. Karma buatku itu tidak ada, yang ada hanya hukum timbal balik atas apa yang telah ku lakukan. Jujur aku jenuh dengan semua ini, tapi untuk berubah, tak semudah yang dipikirkan. Bisa berfikir saja sudah bangga. Sebenarnya, situasi hidup ini hanyalah berawal dari sugesti dari pikiran. Dalam hidupku, galau bukan sugestiku setiap hari. Yang selalu ada di pikiranku hanyalah tertawa dan bercanda.
      Kata ibuku, aku anak bungsu yang sangat merepotkan dan menyebalkan. Jelas ibuku tidak mungking mengatakan itu langsung, dilihat dari gerak-geriknya setiap hari, dan seringnya ibu menghela nafas kepadaku. Keluar pagi pulang hampir pagi, itu saja ibu sudah senang, biasanya bahkan tak pulang beberapa hari. Pulang saat gelap gulita, dengan asal membuka pintu lempar jaket dan tas, copot spatu dan kaos kaki kemudian membuka helm, menuju kamar mandi mencuci yang perlu dicuci, lalu pergi tidur. Tapi kata almarhum Ayah dulu, aku ini lelaki yang hebat, paling benci kolusi, korupsi dan nepotisme, menjunjung tinggi norma-norma agama, selalu ingin memberantas asusila dan narkoba! Hidupp Indonesia!!! Hahaha lupakan, itu hanya khayalan.

      Di mata para sahabatku yang aku bersyukur mereka semua masih memiliki mata, aku dicap sebagai manusia autis, over active, nggak pernah istirahat, selalu aja nongol di sudut-sudut kota, cerewet dan sangat bawel, mudah bergaul dan interaksi sama siapa aja, temannya di mana-mana. Itu temen-temen, kalo dihitung satu-satu nggak bakal inget semua. Tapi, mereka juga bilang kalau dibalik batu ada udang. Berarti, di balik menyedihkannya sifat dan kehidupanku, aku loalitasnya tinggi, selalu tertawa dan menjadi bahan lelucon dan hinaan. Tapi, apa hubungannya sama udang di balik batu? Ya, sudahlah. Dan, dari sifatku yang paling fatal adalah, aku sangat sering termakan omonganku sendiri, itulah aku. Nanti engkau akan mengetahuinya. I love my best friends, tak ada mereka, mungkin aku hanya seonggok manusia hina yang tersapu debu jalanan dan asap knalpot hitam dengan masa depan kelam dan suram. Sahabat yang mendukung keputusan agar aku bahagia, tetapi menentang jika kebahagiaanku harus menyakiti orang lain, walaupun seburuk apapun orang itu. Itulah mereka, sahabat hebat dengan pikiran hebat dan tepat.

      Menurut Satya, aku adalah orang yang sangat menyenangkan. Suka melupakan diri sendiri untuk membuat orang lain senang dan nyaman. Entah   dia menjawab seperti itu hanya untuk membuatku senang atau memang itu kenyataan. Atau mungkin karena kita bersahabat dari SMP. Intinya, dimata Satya aku adalah sahabat yang menyenangkan yang mengisi harinya selama 5 tahun. Satya adalah teman yang sangat Jouwara. Saat SMP, kita berangkat bareng naik sepeda masing-masing, terus naik bis, dan akhirnya  naik motor. Benar-benar merasakan persahabatan dari nol yang sangat menyenangkan. Banyak hal yang kami lakukan bersama, dari bermain game online bersama, di sekolah selalu bersama, makan bersama, tidur bersama seperti suami istri nggak penting dan jangan dibayangkan kami melakukan itu. Masih banyak yang kami lakukan bersama, selayaknya persahabatan yang bagaikan kepompong. Dalam  berburu wanita, aku dan Satya  juga melakukannya bersama. Rizka, mantannya Satya adalah sahabat dari mantanku Arista. Dulu saat berpacaran, kita selalu saja double date. Rame dan menyenangkan, tawa, cinta dan persahabatan menjadi satu menghiasi masa remaja yang tak terlupakan. Akan menjadi kenangan untuk anak cucu cicit dan cocotku kelak. Tapi yang aku takutkan, aku dan Satya akan berpisah karena harus memilih masa depan masing-masing, karena hidup itu penuh pilihan. Tanpa kau memilih dan memulainya, jangan harap mendapatkan kehidupan yang layak. Yang sudah memilih saja belum tentu hidupnya enak. Yang sudah memulai saja belum tentu bisa menyelesaikannya, apalagi yang belum memulainya sama sekali, kapan dia akan menyelesaikannya? Cara paling tepat untuk menyelesaikan sesuatu adalah dengan memulainya! Super sekali.

      Kata Dara, aku adalah manusia hina yang selalu membuat orang di sekitarnya ikut hina karena tertawa tak henti dan membuat orang menjadi tidak stay cool karena mukanya berubah menjadi mulut yang terbuka lebar. Cowok lebay, cerewet (sepertinya aku memang sangat cerewet, sampai setiap teman menyelipkan kata cerewet) dan kalau sudah punya kemauan harus dituruti, kalau enggak, aku ngambek sama Dara. Aku ketemu Dara karena dia adalah temannya mantanku dan dulu aku suka curhat sama dia, akhirnya kita menjadi dekat  semenjak kelas 2 SMA. Dia berpendapat bahwa aku hanya cowok yang mencoba membangun kepercayaan di mata wanita, mencoba kuat untuk membuka kembali kehidupan yang tidak monoton, cowok yang sok keren padahal menjijikkan, cowok yang sok suci padahal hina, cowok yang sok kuat padahal sangat rapuh dan mudah patah hati, patah rambut, patah bulu ketek juga. Tidak mudah menyerah jika sudah berjuang, tetapi susah untuk memulai perjuangan itu.

      Itulah aku! so, what do you think about me? Freak? Yes, you right! Silahkan bayangkan sendiri bagaimana Seorang Charisma Bintang Permata menurut kekuatan otak anda masing-masing dengan ciri-ciri mengerikan di atas. Jika tidak kuat membayangkannya, silahkan melambaikan tangan.

      Aku mengakui kalau aku memang sama sekali tidak ada bagusnya, muka peot tanpa daging, mata sedikit sipit dan tidak pernah mengakuinya padahal selalu dipanggil cino, hidung pesek, gigi dipagerin semenjak makin off side saat 17 tahun, lumayan tinggi tapi kurus. Yang pasti, aku cuma mau menikmati kehidupan pertama dan terakhirku, buat apa susah, karena susah itu tak ada gunanya. Untuk soal asmara, aku sudah mengoleksi 9 mantan dan aku bersyukur ke sembilan mantanku semuanya asli wanita. Dengan kisah pacaran pertama menembak kakak kelas 3 saat aku menginjak kelas 2 SMP. Memperlihatkan ke jantananku untuk menembak kakak kelas yang dulu sih menurutku cantik. Ira Amalia, wanita pendiam yang benar-benar kuper. Dan ke jantananku terbalas setelah 3 hari dia meminta waktu. Akhirnya kami berpacaran, dan saat pacaran, berpegangan tangan itu adalah hal mustahil, ngobrol selama 30 menit aja rasanya udah seneng banget, bahagia dan kegirangan! Udah kaya terbang ke langit ke tujuh bersama paus akrobatis dan menuju rasi bintang paliiiiinnng manis. Dalam hati kegirangan, yess aku pacaran yeess aku udah bisa pacaran. Noraknya nggak ketulungan.

      Cerita pacaran pertama memang tak terlalu asik, namanya juga pemula. Walaupun begitu, tanpa pacaran pertama yang menurutku nggak penting itu, aku nggak akan merasakan pacaran kedua, ketiga, empat, lima dan seterusnya, jadi aku syukuri aja kenangan aneh itu. Tapi untung, dikesempatan pacaran berikutnya, aku lebih baik dan lebih menikmatinya. Pada akhirnya aku bertemu dengan wanita terhebat dan terindah yang pernah kukenal dan yang pernah ku anggap terhebat dan terindah. Pertemuan karena pertemanan dan akhirnya menimbulkan cinta anak SMA. Arista Dwi Iskandar, dia memang wanita yang sangat pantas untuk dicintai. Tidak sulit untuk mencintainya, dengan sampul yang sangat cantik dan isinya yang kalem. Dia adalah wanita yang sangat tertutup, tapi dia akan menjelma menjadi seonggok wanita yang sangat menyenangkan jika dia menemukan orang yang tepat. Tak mudah saat pertama aku mendekatinya, sms hanya dijawab dengan sangat singkat, terhitung beberapa huruf. Tetapi, karna Dara dan Rizka adalah temannya, jadi kita sering bertemu dan akhirnya merasa cocok untuk menikmati cinta SMA bersama. Saat pagi berangkat sekolah, kita beda tujuan dan pikiran, tetapi saat pulang sekolah, kita pasti satu pikiran dan satu tujuan, yaitu berpacaran. Waktu sealalu dihabiskan bersama, menyenangkan dan aku sangat menikmati waktu bersamanya. Dia wanita yang sangat menghargaiku, apapun dia lakukan untuk membuatku senang, dan akupun berusaha membuatnya senang dan merubahnya menjadi orang yang lebih mudah bergaul dan asik. Tetapi, kesalahan terjadi padaku, karena aku merasa sudah memiliki kehidupan yang menyenangkan, aku menghancurkan kehidupanku dengan kelakuanku sendiri. Ku tananam kopi pahituku sendiri. Aku ingin mencari suasana yang baru. Karena aku memiliki banyak teman cewek, akhirnya selingkuh dengan adik kelasku.

      Mungkin dulu karena bosan, dengan alasan agar dia fokus belajar untuk ujian Mid Semester. Aku hancurkan hati wanita yang sangat spesial dan berharga hanya karena bosan dan ingin mencari suasana baru. Aku meminta maaf dengan berbagai alasan, penyelasan dan pembuktian. Lalu kita kembali berpacaran, beberapa bulan kemudian kita berpisah lagi karena kebodohanku “lagi” yang tak bisa menjaga dan menghargainya sebagai pacarku. Dulu aku sudah merusak kepercayaannya, dan sekarang aku makin merusak hubunganku dengannya karena aku tak bisa menghargainya saat dia masih belum sepenuhnya bisa mempercayaiku lagi seperti dulu. Aku tak bisa membedakan dia yang wanita spesial dengan mereka yang teman wanita. Tetapi, dengan kebaikan Arista yang memberiku 2 kesempatan dan aku menghancurkannya, dia kembali mencoba untuk mempercayaiku, dia mencoba mempersatukan kita lagi walau tidak ada yang tau. Di kesempatan ini, sepertinya Arista tidak menemukan sesuatu di dalam diriku yang dia harapkan. Tepat saat 9 bulan, dia menyelesaikan semuanya. Itulah Bintang, lelaki bodoh yang membuat hancur hidupnya sendiri. Cinta SMA yang paling menyenangkan, 9 bulan bersama wanita yang paling mengerti dan menghargaiku. Seorang wanita polos dan pendiam seperti batu yang kaku, tetapi keras dan kokoh melindungiku saat aku menjadi Bintang yang kehilangan cahaya dan arah tujuannya.

      Wanita yang benar-benar mencintai kekuranganku, bukan kelebihanku karena aku memang tak punya kelebihan selain perilakuku yang berlebihan dan gigi yang berlebihan. Saat aku terjebak kenakalan remaja dan harus berurusan dengan yang berwajib karena tertuduh kasus kekerasan terhadap sesam remaja sekolah lain. Arista tetap setia memberiku semangat dan menenangkan pikiranku serta keluargaku. Sampai akhirnya aku harus dikeluarkan dari sekolahku di SMA Swasta Favorit dan terdampar di SMA Swasta bawah. Arista juga yang membesarkan hatiku dengan kesetiaannya dan segala perbuatannya yang selalu membuatku tetap semangat dan tegar. Beberapa bulan tidak terlalu menikmati sekolah baru, aku jarang terlihat disekolah, kerjaan hanya mbolos dan nongkrong di burjo daerah UGM. Tetapi Arista yang membuatku akhirnya kembali merasakan panasnya bangku sekolah dan hangatnya memiliki teman kelas. Bebrapa bulan setelah itu, ayahku tercinta harus meninggalkanku dan keluargaku. Tanpa tanda-tanda sakit keras, dia pergi begitu cepat dan tanpa pesan. Yang ayahku berikan hanya sebuah tetesan air mata. Tentu, Arista setia menemaniku dari pagi, saat pemakaman hingga tahlilan malam itu selesai. Menangis di pelukannya membuat semua terasa berbeda, melepas semua beban atas kepergian ayah tercinta dan melupakan janji-janjinya yang ingin menemaniku sampai wisuda. Kenangan masa remaja yang sulit dilewati, tetapi Arista menuntunku dengan cinta dan senyumannya.

      Cintanya yang manis seperti es coklat harus ku campur dengan kopi espresso pahit dan membuat orang yang meminumnya tidak bisa tidur kemudian menjadi tidak tenang karena kurang istirahat, seperti kehidupanku yang akhirnya tak tenang setelah cinta manisnya tercampur dengan espresso. Bisa mencitai dan memilikinya adalah sebuah kesempatan yang indah dari Tuhan, tetapi menyakitinya lebih mudah dari pada yang ku bayangkan. Kehilangan wanita yang selalu ada saat aku jatuh, terinjak-injak dan diludahi, maupun saat aku terbang menguasai luasnya langit indah bumi ini. Semenjak berpisah dengannya di akhir tahun 2010, aku menjadi pribadi yang belum bisa membuka diri. Salah! Aku mendapatkan wanita baru setelah berpisah dari Arista. Walaupun tanpa cinta, aku mencoba untuk menikmatinya, walaupun hanya berumur satu bulan. Satya dan Dara merasa sangat ingin membuatku menjadi Bintang yang bersinar kembali, Bintang yang menghiasi langit bumi dan Bintang yang menghiasi cerita hidup mereka. Satya pernah berkata bahwa cobaan yang berbentuk kesalahan itu datang bukan untuk menghancurkanmu, tetapi untuk membuatmu lebih kuat dan tidak bisa dihancurkan oleh kesalahan yang sama, bahkan oleh kesalahan yang lebih kuat! Dan ingatlah, teman ada bukan karena kesalahan, tetapi kesetiaan. Dari sekian banyak kalimat kotor yang Satya keluarkan, itulah kalimat paling bersih dan suci yang pernah ia ucapkan. Saat dia berbicara itu, dia seperti memiliki sayap dengan memegang Kitab ditangannya, lalu dia turun secara perlahan dihadapanku dan Satya bersinar! Zing!

       Walaupun Dara adalah teman Arista, tetapi dia mengerti mengapa aku bisa menyakiti Arista. Dan dia juga tau, bahwa itu adalaha proses pendewasaan untuk masing-masing remaja, walaupun dengan masalah yang berbeda. Arista juga mengerti mengapa aku bisa begitu, masalah demi masalah akan membuat orang berubah karena sebuah pilihan. Tak ada dendam antara aku dan Arista, tetapi untuk berpacaran kembali, Arista sudah tidak bisa menerimaku. Aku mengerti bagaimana perasannya, dan aku tidak akan memaksakan kehendakku. Walaupun dia umurnya satu tahun di bawahku, tetapi kesabarannya jauh lebih berpengalaman dari pada yang aku miliki.