Senin, 16 April 2012

Little Girl


Media, Development Basketball League. Kesibukanku di akhir bulan maret adalah mengabadikan moment-moment yang terjadi di DBL, salah satu penyelenggara pertandingan basket terbesar di Indonesia. Setiap hari berjalan mengelilingi tribung dan “JEPRET!” suara shutter… bukan suara yang lain. Banyak sekali orang yang aku temui di GOR UNY, berbagai macam bentuk, sifat dan bau.

                SMA Internasional Budi Mulia Dua, salah satu tim basket unggulan ada di sekolah ini, salah satu mantanku juga ada di sekolah ini.  24 Maret, pertandingan antara BMD melawan SMA Bopkri Dua. Lantai dua, tempat aku meletakan pantat dan mencari posisi uwenak. Helo, aku melihatnya di pinggir lapangan. Dia, mas-mas yang bertugas mengepel kringat… pekerjaan spele yang sangat penting. “JEPRET” aku menangkap gambar mantanku. Setelah pertandingan BMD selesai, yang biasa aku lakukan adalah menuju pintu secretariat dan menemuinya dan makan steak di sebrang GOR, lumayan dibayarin, haha. Aku lebih suka berteman dengannya, dari pada berpacaran dengannya, petaka deh.. hahahaha damai ya giiss…

                Pas lagi makan, Agis liat-liat hasil foto.. tombol delete siap dia pencet kalo ada mukanya yang jelek. “Eh ini lho, mukanya lucu kan” katanya sambil menunjukan foto dia bersama temannya.
“Lebar jidatnya, hahaha.. mungil ya.” Jawabku sambil ngenyotin steak.

                Malemnya pas lagi seleksi foto, ada foto yang masuk ke twitternya Agis. Wkwk, mukanya Agis lebar sekali gara-gara pipinya tembem, Retwit langsung update di foto itu, Agis paling nggak suka kalo dia dibilang tembem dan muka lebar. Mulai dari komentar di foto itu, aku membuka salah salah satu akun twitter yang ada di foto, dan ternyata dia punya blog! Sial, blgonya keren dan aku membaca blognya harus memutar otak berkali-kali… Semua postingannya berbahasa inggris :_) itu membuat otakku macet seketika. Di tengah kebingungan karena otakku masih macet, aku mention dia dan mulai mengobrol.

                BMD melawan SMAN 6 Yogyakarta, “JEPRET” seperti biasa aku menangkap berbagai ekspresi yang aku temukan dan “JEPRET” aku menemukan wanita mungil ini di pinggir lapangan basket bersama BMD Dance Crew lainnya. “JEPRET! JEPRET!! JEPREEETT!” Foto demi foto menangkap kelakuannya, dan heeeyy! Dia lucu sekali, lompat-lompat nggak jelas sambil teriak yeyey! Yeeyy! Memainkan pedangnya, tusuk-tusukan dengan Agis.. dan “JEPRET!” dia melihat ke arahku dan aku menangkap senyumannya, sadar kamera aja nih anak! Hahaha.

                Pertandingan BMD vs SMAN6 selesai, mereka melaju ke pertandingan berikutnya. Seperti biasa aku menuju ke pintu sekretariat dan menemui Agis.  “Hey!” terdengar sapaan dan pukulan kecil yang mendarat di tangan kiriku. Aku menengok, aku mencari, aku tidak menemukan seseorang yang terlihat habis memukulku. Aku menurunkan pandanganku, dan aku menemukannya! Yeah! Aku menemukannya! Aku keren! Dunia di tanganku! Pikiran lebay, pergilah. Karena gelap, aku memandang wajahnya sejenak dan berusaha mengenali siapakah gerangan. “Mas! Aku udah baca blogmu, haha yang ibuku bukan psikopat lucu,” katanya sambil memberikan tangannya.  Aku terdiam masih berusaha memikirkan siapakah gerangan, “Oh iya, hahaha ati-ati mati ketawa,” jawabku sambil menyalaminya. Ouch! Mungiil sekali tangannya, hahaha. Aku masih berusaha memutar otak mungilku yang lucu, tiba-tiba Agis memanggilku dengan ganas karena kelaparan. Setelah aku menemui panggilannya, aku bertanya siapakah gerangan yang tadi mengobrol dan bersalaman denganku sambil nunjuk tempat aku berdiri bersama wanita itu tadi. Agis melihat ke arahku menunjuk, nihil… tidak ada seorang wanita di sana, hanya segerombilan pemain basket. Akhirnya, makan steak malam itu diwarnai dengan pembicaraan tentang wanita itu.

                Twitteran menjadi satu-satunya alat komunikasiku dengan wanita ini, aku membaca statusnya yang mengganjal di pikiranku. “Kapok deh bolos terapi lagi.” Dia adalah wanita yang ceria dan aktif, aku suka melihat semangatnya. She’s awesome.

                1 April, pertandingan final! Dan aku terlambat karena bangun kesiangan, bangun kesiangan karena tadi malam mengabadikan demo BBM di perempatan UIN. Panjang sekali antreannya, dengan kartu identitas media yang menggantung di leher, aku melewati beberapa pengantre, satu demi satu aku melewatinya dengan gerakan zig-zag. Saat aku tiba di dalam, BMD Dance Crew sudah njoget sampai ke reff. Beberapa gambar aku dapatkan dari tribun paling atas, karena sore ini GOR sangat penuh. Aku mulai berkeliling sambil menekan shutter. Aku beristirahat meletakkan pantatku di tribun bagian bawah, iseng-iseng mencari wajah-wajah orang dengan lensa tele, aku menemukan wajah wanita yang sedang melamun, aku menemukan si wanita mungil. Pertandingan final bagian wanita sudah selesai. Sekarang pengumuman lomba Dancer, dan BMD Dance Crew mendapatkan juara 3. Not bad lah, tetep semangat buat kompetisi yang lain. Dengan skor 55-60 Tim Putra SMA Internasional BMD ditaklukan oleh juara bertahan SMAN 4.

                Setelah pertandingan final hari ini berakhir, otomatis aku bisa nggak ketemu lagi. Seperti biasa aku menuju pintu sekretariat, tapi kali ini bukan nemuin agis karena tadi agis bersamaku. Setelah beberapa menit menunggu, seorang wanita bersama anak lelaki kecil memanggil namanya, terlihat wajah cerianya menyapa lalu mereka menuju parkiran mobi. Etdah! Nggak jadi ketemu, huft.

Malem harinya, aku meminta nomer hp wanita itu ke temannya. Sampai pagi menjelang, tak ada balasan darinya. Hadeh-hadeh padahal belum kenal dekat, tetapi kayaknya dia udah tau deh kalo aku hina sekali, sampai-sampai sms aja nggak dibales. Sepulang kuliah, aku mengantarkan undangan ke rumah temannya ibu kemudian mampir ke rumah ida, temannya si wanita yang menjadi judul cerita ini yang dari tadi nggak disebut namanya. Setelah mengobrol panjang dan hampir saja membuat ida mati karena ketawa, aku mendapatkan jawaban dari ida kalo HPnya dia memang agak error. Huft, sedikit melegakan pikiranku, mungkin smsku nggak masuk atau nomer yang diberikan devi temannya adalah nomer yang salah.

                Seperti biasa, karena aku tidak mempunyai kekasih, pagi hari twitter menjadi mediaku mengucapkan “bangun-bangun ganteng.” Setelah update pagiku yang nggak penting, aku mention devi karena telah memberikan nomer. Setelah beberapa menit, ternyata yang membalas mentionku malah si wanita ini “eh, bukan devi yang salah.. tapi (aku) yang  lupa bales sms chiru. Maaf yak :3 hehe” setelah membaca mentionnya yang tanpa dosa, rasanya pengen banget njedukin kepala ke tembok “JEPRET!” kali ini bukan suara shutter.
                Beberapa hari aku dan dia smsan, cie cie… hahaha. Di balik keceriaan dan kesibukannya sehari-hari, ternyata dia bukan wanita biasa. Dia wanita yang sangat kuat, wanita yang hebat dan gaul… haha, dia suka sekali mengatakan gaul, makan cireng pas lagi nyasar aja dibilang gaul. Dia wanita hebat yang memiliki kekurangan yang tidak aku pikirkan sebelumnya, karena itu tidak mungkin ada di wanita seceria dan sesemangat seperti dia. Entah apa namanya karena aku belum berani untuk bertanya kembali, sudah dua tahun ini dia harus melakukan terapi 3 kali seminggu, dia harus menjaga tulang belakangnya. Setiap terapi dia selalu kena marah oleh dokternya karena dia tetap menari dan melakukan aktifitas berat lainnya.

                Dengan sedikit alasan dan suatu kebetulan, malam itu aku ke rumhanya. Menuju ke perumahannya sih bukan hal yang sulit, tetapi menemukan rumahnya di dalam perumahan adalah hal yang sangat sulit karena dia hanya memberikan clue “habis belokan ada rumah yang ada hiasan lampu bolong-bolong bintang.” Setelah beberapa putaran, aku sms dan bertanya kembali di mana rumahnya. “coba ulang lagi dari depan, terus belok kanan, belok kanan lagi.. nah itu kan ada jalan yang tiba-tiba luas, terus cari rumah yang ada lampu bolong-bolong bintang,” katanya. Aku melakukan keinginannya, kemudian aku sms “Aku udah di tempat yang tiba-tiba luas, dan aku tidak bisa menemukan rumah yang blablabla.” Aku diem di bawah lampu jalanan, di tempat yang tiba-tiba luas dan memandang sekitar sambil berusaha mencari rumah yang blablabla. “Hahaha, emang Cuma orang beriman yang bisa liat rumahnya,” katanya di sms. “oke aku ulangi, semoga pas aku lewat sini lagi aku sudah beriman,” jawabku. Setelah melakukan putaran di perumahannya lagi, aku gagal menjadi orang beriman yang bisa menemukan rumah yang blablabla. “tunggu di tempat yang tiba-tiba luas,” katanya d isms. Di bawah lampu penerangan jalan, aku masih berusaha menjadi orang beriman agar bisa menemukan rumah yang blablabla. “chiru! Kamu liat (aku) nggak sih?” tanyanya. Ternyata dia sudah berada di depan rumah, terulang lagi! Aku tidak melihatnya lagi.. hahaha.

                Dengan piama tidurnya, dia mengajakku masuk. Bonis, kucing jantan yang tambun menyapaku di balik pintu. Aku duduk sambil menggendong manja si Bonis, Bonis terlihat kegirangan dan ketagihan… jangan bonis! Jangan rusak harga diriku di depan majikanmu… setelah asik membiadabi Bonis, aku memandang wajah dia yang dari tadi melihat kelakuanku, “suka kucing chir?” tanyanya. Untung aja dia nggak bilang “jangan homoin kucingku chir..” haha. Dia masuk ke dalam kamar dan keluar membawa scrabblenya, aku deg-degan… aku berkeringat, aku bingung… aku belum pernah main scrabble! Papan terbuka, aku mengambil kepingan huruf, awalan permainan aku bisa mengisi beberapa kalimat, saat aku bingung untuk mengisi kalimat kelima, hasutannya untukku melakukan pas berhasil. Beberapa kalimat terisi, pertandingan semakin seru! Persaingan yang sangat ketat. Di tengah permainan dia berkata “chir, mundurin dikit dong (aku) harus senderan nih… hehe.” Mendengar itu, aku sedikit kaget dan tersenyum. Kembali ke pertandingan yang semakin memanas, aku mendapatkan triple words dan mendapatkan angka 33. Dia tersentak, hahaha. Setelah tidak ada kalimat yang bisa kami isi lagi, kertas skor terlihat berpihak di nama chiru. Kalkulator di hpku menjadi penentu kemenangan, chiru : 162. Angka yang membanggakan, dan setelah nilanya dia terakumulasi, aku terdiam dan meletakkan hpku. Terlihat angka 168 di layar hpku. Dia menang! Oh sial! Menyedihkan sekali kekalahanku, gara-gara aku terkena hasutannya untuk pas di kalimat ke lima. Dia terlihat senang sekali, dia kegirangan, dia bahagia dan aku hanya menghela nafas. Dibalik mukaku yang terlihat kalah, aku senang aku menang… aku merasa menang karena bisa membuatnya gembira dikunjungan pertamaku.

Sedang asik mendengarkan cerita yang terus menghujam telingaku bertubi-tubi, saat itu sedang menceritakan tentang orang yang diinjek gajah, kakak pertamanya datang. Sedikit masalah karena ada motor yang dikunci stang terparkir di garasi rumahnya. Motor milik teman kakak keduanya yang sedang pergi. Otot-otot kerenku paksa menggeser sedikit demi sedikit, terlihat wajah bingung kakaknya melihatku memindahkan motor dengan susah payah. “ooh, itu motor temennya sca, kirain motor temenmu.. pantesan kok nggak dibuka aja kuncinya, malah nggeser-nggeser,” kata kakaknya sambil langsung mencoba ikut membantu menggeser. Melihat kakanya yang menggunakan high heels, aku berkata dengan keren “sudah kak, biar chiru aja. Tolong sedikit menjauh, haha.” Nafasku terlihat naik turun setelah menggeser kuda besi biadab itu, kembali duduk melanjutkan cerita tentang orang yang terinjak gajah sambil meneguk segelas sirup. Kakaknya menyuruh dia untuk membeli martabak di depan perumahan, kemudian dia mengajakku yang tidak mau ditawari apa-apa. Setelah beberapa kali percobaan dia membujukku untuk membeli martabak, akhirnya aku terbujuk.
                Berjalan menuju tempat martabak yang tidak jauh dari perumahannya, dia makin banyak bercerita. “chir chir, masa ya sama mama (aku) nggak dibolehin naik motor.. mbonceng aja nggak boleh. Kan nggak adil,” katanya sambil manyun dan menundukan kepala. “ya itukan karena khawatirnya mamamu, dia jauh di Bali sana. Dia kan nggak mau kamu kenapa-kenapa,” jawabku woles sambil melihat bintang dan tersenyum. “iya, tapi kan…” dia tidak melanjutkan kalimatnya. Sampai di pinggir jalan, aku bertanya “di mana martabaknya?” “itu, di Indomaret situ,” sahutnya sambil menunjuk seonggok Indomaret di sebrang jalan. Aku berpindah ke sebelah kanannya dan berkata “ayo nyebrang…” sambil menggait lengannya. Sampai di tengah, dia memegang tanganku kemudian berkata “yah, harusnya nggak nyebrang di sini… nanti di sana harus nyebrang lagi deh, soalnya ada pertigaan.” “hadeh, yaduahlah, udah sampe tengah ini deh.” Balasku sambil menarik tangannya. Setelah menyebrang lagi, kami sampai di tempat martabak, 1 porsi kecil martabak manis rasa coklat keju berisi 14 potong dia pesan. Kami duduk di kursi yang telah telah disediakan, aku  tau apa yang dia pikirkan setelah melihat kursinya, aku mencoba menggeser kursi itu ke tembok tetapi tidak bisa menempel. “nggak bisa itu chir, kaki kursinya nyangkut, jadi nggak bisa nempel.” “wah, nggak bisa lendetan dong,” jawabku. “haha yaudah nggak papa.” Aku kembali berdiri dan mencari kursi, biasanya di Indomaret ada kursi yang ada sandarannya, tetapi nihil. Setelah aku kembali duduk dia bercerita kalau untuk beli martabak di sini aja dia nggak boleh sendirian, dan sekarang ada temannya. Dia juga bercerita tentang cita-cita kecilnya yang ingin menjadi bintang iklan Oreo.  Setelah martabak sudah dibungkus, kami menyebrang jalan, aku memegang tangannya, bukan sekedar memegang tangannya, tapi juga menjaganya. Karena kami berjalan dipinggir jalan yang tidak ada trotoarnya, otomatis kami berjalan di aspal. Ouch! Ramai sekali, beberapa mobil dan truk melintas kencang, sesekali dia menarik lenganku hanya untuk menghindari kendaraan-kendaraan. Melewati gerbang perumahan, dia memilih untuk lewat jalan memutar. Dia ingin sedikit jalan-jalan karena bosan hanya di rumah saja. Sambil membiadabi martabak, mulutnya kembali menghujamiku dengan cerita-ceritanya yang membuat kawat gigiku kering dan perutku menjadi berotot karena tertawa. Mata sipitku sudah sangat sayu, aku melihat jam dan ini saatnya aku pulang, hampir jam dua belas malam! Wow, sekali. “weh, udah jam segini to? (aku) kira masih jam sepuluhan, makannya santai-santai aja cerita, haha.” Katanya. Gilak nih anak, padahal dia sekolah dari jam 7 sampe jam 4, terus lanjut latihan opera sampai jam 6, tapi yang ngantuk malah aku, aku nguap berkali-kali dan dia tidak.

Hari berikutnya, aku baru ingat kalau harusnya tujuanku kemarin ke rumahnya adalah untuk meminta tolong mengerjakan tugas bahasa inggris, aku buru-buru sms dia. “Oh iya lupa, tapi kita malah……” balasnya di sms. “yaudah, nanti malem aku ke rumahmu lagi ya!” Jawabku.

Malam itu juga aku ke rumahnya, tanpa basa-basi aku langsung menanyakan “mana masakanmu tadi sore yang tak pesan, laper nih.. haha.” “Wah, dasar.. haha.” Jawabnya sambil mengajakku ke meja makan dan mengambilkan piring lengkap dengan nasi dan udang goreng buatannya. Kembali, di atas meja makan mulutnya menembakiku dengan cerita-cerita gokilnya. Aku bertemu dengan adiknya yang baru saja datang dari Bali, dia biasa memanggil adiknya Bo. “wuh! Bo tingginya se-pundakmu! Haha.” Candaku nyletuk bebas. “ah enggak! Dia se-lenganku…” Jawabnya sambil manyun. “emang bo kelas berapa?” tanyaku. “dia tuh baru kelas 4 SD, tingginya se-lengankuuu..” sahutnya maksa dan manyun. “hahaha, iya-iya.”

                Seusai membiadabi meja makan dan udang-udangnya, aku langsung mengeluarkan Binder dan Bolpen. “How Technology Impact Your Life” itulah pertanyaan yang harus dia jawab sebagai narasumber. Setelah beberapa jam bergelut dengan bahasa inggrisnya yang membuat otakku keriting, akhirnya 3 halaman dia mengisi Binderku dengan tulisannya yang seksi. Oke, tujuanku yang tertunda sekarang sudah tercapai. Sebelum aku berpamitan pulang, aku kembali mendengar cerita-ceritanya. “ah, Bo curang deh,” ujarnya sambil menghela nafas. “kok gitu?” Tanyaku singkat. “lha Bo nggak ngelakuin apa-apa bisa tinggi, tapi (aku) buat sembuh aja berat banget, apa lagi tinggi. (aku) kalo mau tinggi haru sembuh dulu, udah 2 tahun terapi terus tapi nggak sembuh juga, iya sih banyak bolosnya, (aku) juga nari, padahalkan nggak dibolehin nari sama dokternya. Dokter (aku) keren lho, dia ikut perkumpulan Harley Davidson. Pernah pas (aku) mau terapi, dokternya bilang kalo dia lagi turing, disuruh besok aja kalo udah pulang. Hahaha.” Katanya yang terlihat menguatkan diri.

                Karena wanita itu, presentasi bahasa inggrisku mempunyai jawaban paling panjang dan sangat kaya dengan kosa kata. Terimakasih banyak buat kamu, iya kamu! Kamu lho! Hahaha. Semenjak itu, aku mulai sangat menyukai bahasa inggris dan ingin sekali membalas dendam atas kekalahanku di papan Scrabble. Semangatku membara, motifasiku terus membawaku maju. Wanita itu bukan hanya membuka pikiranku, tapi juga membuatku memiliki motifasi tinggi. Wanita yang di mataku dan di mata orang-orang terlihat kecil, tetapi dia sangat besar di pikiranku! Huft… dia tidak suka dibilang rapuh, karena dia merasa kuat.
                Kemarin adalah peringatan 100 tahun Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan Hari ini adalah ulang tahunnya yang ke 16. Tengah malam tadi, sedikit ucapan sudah ku lontarakan lewat telfon dan pagi ini aku bersama teman-teman kelasnya sudah merencanakan penganiayaan atas dirinya. 06:39 WIB, aku terlambat! Sial aku janji datang ke rumahnya jam 6. Tetapi sampai rumahnya aku masih harus menunggu dia bangun. Ya, dia masih tidur. 07:08 dia membuka pintu dan berkata “lho, Chiru jadi ke sini to… merusak tidur pagiku aja hehe. Dari tadi malem (aku) di gangguin mulu, tengah malem ada yang ke sini.” Sambil mengucek-ngucek matanya dan menyenderkan kepala di pintu. “hahaha, kan (kamu) udah janji bakal bangun jam 6. Ohh ada yang dating, seneng dong.” Jawabku dengan senyuman. Pagi itu aku memberikan kado sederhana untuknya. Hadiah yang hanya ku siapkan kurang dari satu minggu, bukan berupa materi tetapi berupa karya. Dia terseneyum dan tertawa, sejenak dia melihatku dengan tersenyum dan tidak bisa berkata apa-apa. Dia menjulurkan tangannya “ayo salaman dulu, seneng dong. Chiru ikut seneng dong, yeeyy. Makasih ya.” Aku yang terlalu bahagia melihat ekspresinya, juga tidak bisa berkata apa-apa. Hanya bisa tersenyum, tertawa dan menggaruk-garuk kepala. “hehe, yeey seneng. Selamat ulang tahun ya.”

                Waktu terus menggelinding, janji teman-temannya yang akan datang jam 7 pagi belum ada persiapan. Sekarang sudah jam 8, aku dia dan saudara sepupunya hanya asik menonton tv. Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang turun dari tangga, itu Bo.. Bo sudah bangun! Dia langsung mengambil papan Scrabble dan mengajak kami  semua bermain. Aku siap melakukan pembalasan dendam ke (kamu)!!! Di tengah semangatku yang membara dan berapi-api, HPku bergetar dan bergoyang di saku dadaku… rasanya geli, nikmat!! Oh shit -_- Ida yang melakukan ini semua, dia yang menggetarkan HPku karena telfon. Lalu aku ijin keluar dan mengangkat telfon dari Ida. “apa da? Kamu udah sampe?” Bisikku mendayu-dayu. “Iya, kita semua udah di depan, buru bawa (dia) keluar..” Suara Ida di sebrang telfon terdengar menggebu-gebu. Aku berfikir, memutar otak bagaimana cara membawa (dia) keluar. Aku memejamkan mata, berusaha keras berfikir. “(kamu) ada temenmu tuh, nggak tau siapa. Tadi pas aku lagi nelfon dia nanya (kamu)nya ada?” panggilku polos dan tetep keren. “hah? Siapa?” sahutnya yang langsung buru-buru keluar dan mencari sandal. Setelah dia melakukan langkah pertamanya keluar dari pagar rumah… “HAPPY BIRTH DAY!” kejutan dari teman-temannya yang sebelumnya tidak dia pikirkan. Aku hanya tersenyum melihatnya diBully teman-temannya di depan rumah.
Yesterday morning i didn't suspect anything, i woke up at 7 because chiru is came to my house. i felt sleepy, so i decided to wash my face ,brush my teeth , and half-hearted bathe. i went downstair and met chiru. 7-8 o'clock i don't know why he's coming.then at 8 he want to borrow my laptop , so i gave my laptop to him. i watched doraemon.. until he ask me to watch a video. the first sentence i read is, by chairureza. oh i realize this is a birthday video horaay . thankyou for chiru B-)
after that chiru said that there's your friend outside, i don't have any appoinments with anyfriend. then i went outside, glance to the left and right. suddenly ida, alay,lovi,pulung,koko,roni,dary,izen,topek emerge :O
they tied me up at the power pole -_- , they threw me some flour, eggs and a bottle of yoghurt .yuck yuck.

Sepenggal cerita yang dia post di Blognya, yup! Di Blognya yang menggunakan bahasa inggris. Dan sampai hari ini, hari tulisan ini nempel diblogku, aku sudah jarang kontak dengannya. Dia seperti menghilang *ting*. Inilah bedanya fiksi dan realita, fiksi kita bisa menemukan endingnya, dan realita? Hanya akan terus berjalan. Eits! Sekarang aku berada di Perpustakaan UII Jl.Kaliurang, tujuanku ke sini? Untuk melihatnya, dan untuk sedikit mebaca-baca mengenai Adobe After Effect dan Adobe Premiere. Dia terlihat lelah setelah seharian magang di Perpustakaan ini, tetapi tetap terlihat ceria. Keep cheerful.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar